Senin, Juni 15, 2009

Apakah SMS Bulk Masking ID Sama Dengan SMS Spam?

Banyak pihak yang mengeluh oleh banyaknya SMS yang masuk ke cellular phone mereka dari orang-orang yang tidak dikenal. Isi SMS-nya pun macam-macam, mulai dari promosi menawarkan suatu produk, SMS undian, pemberitahuan, dan bahkan penipuan. Tentunya hal ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna handphone karena sering diganggu oleh pesan SMS tersebut.

SMS yang tidak dibutuhkan tersebut dinamakan SMS spam. Kurang lebih pengertiannya sama dengan email spam. Celakanya lagi, konsumen merasa dirugikan karena mereka sering kali tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghentikan SMS yang terus dikirimkan tersebut. Meskipun biasanya ada instruksi bagaimana cara berhenti berlangganan SMS tersebut, sudah menjadi rahasia umum bahwa biasanya tetap saja tidak bisa menghentikan SMS spam tersebut.

Lalu, apakah layanan SMS bulk dapat dikategorikan sebagai SMS spam, mengingat fungsinya yang sering digunakan untuk mengirim SMS promosi?

Sebenarnya, jika digunakan sesuai aturan, maka SMS bulk atau SMS broadcast ini tidak termasuk spamming. Mengapa?

Karena, operator mengharuskan bahwa SMS sender ID yang akan dikirimkan (broadcast) oleh pihak perusahaan HANYA boleh dikirimkan kepada member, pelanggan, atau komunitas perusahaan tersebut. Pada prinsipnya, SMS blast tidak boleh dikirimkan kepada orang-orang yang bukan anggota atau bagian dari perusahaan atau organisasi yang hendak mengirimkan SMS bulk tersebut.

Jika prinsip ini dilanggar, maka SMS bulk sender ID bisa dikatakan sebagai spam. Namun, tentu saja tetap ada perusahaan-perusahaan nakal yang tetap mengirimkan spamming melalui layanan SMS bulk kepada orang-orang yang tidak mereka kenal. Biasanya perusahaan ini membeli database dari pihak lain yang berisi contact information contact person yang mereka kehendaki, dan kemudian melakukan blast SMS kepada mereka untuk promosi.

Bahkan, ada oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan aplikasi SMS broadcast ini dengan mencantumkan sender ID dari perusahaan-perusahaan terkenal, dengan tujuan penipuan. Misalnya saja oknum tersebut mengirimkan SMS yang memunculkan nama (misal) perusahaan Bank BCA. Tentu saja masyarakat yang menerima SMS semacam ini akan mengira bahwa SMS benar-benar dikirim oleh pihak BCA, karena sender ID yang muncul adalah nama Bank BCA.

Bisa dibayangkan betapa berbahayanya jika SMS tersebut digunakan untuk tujuan penipuan. Untuk itulah kiranya diperlukan kerjasama dan itikad baik dari berbagai pihak, mulai dari regulasi ketat dari operator selular, vendor layanan SMS bulk itu sendiri, dan tentunya perusahaan/ organisasi yang memakai aplikasi ini.

1 komentar:

  1. Memang betul, secanggih apapun sebuah teknologi, semuanya kembali lagi kepada manusia itu sendiri. Nice post!

    BalasHapus